3


Penulis Betulan bukan KebetulanKalau kata kak Wildan Fuady,  "Jadilah penulis betulan,  bukan kebetulan." Maka jangan tanggung kalau jadi penulis, sekalian aja. Apalagi kalau pura-pura. Maksimalkan. Lanjutkan. 

penulis-betulan-bukan-kebetulan.png

Penulis hebat yang sudah punya nama akan kalah sama penulis pemula yang rajin menulis. Menulis bukan soal berapa banyak tulisan yang dapat dihasilkan, tetapi produktif tidaknya. Lalu kalau sudah menulis di blog bisa dikatakan seorang penulis kah? 

Malu. Ya, aku malu. Saat ada orang bilang aku adalah penulis. “Apaan si?” Hanya itu yang bisa aku katakan. Atau menjawab “Masih antologi hehehe” dengan senyuman yang pantas. Namun, dalam hati “Ya Allah kuatkan aku. Kabulkanlah ucapan mereka, aamiin”. Dalam hati sering aku mengamini perkataan mereka. Semoga saja terkabul dan Allah ridho.

Ah elah kenapa sih malu? Pasti kalian pada bertanya demikian. Gimana coba la wong tulisanku di blog saja nggak nyampai 20 judul. Padahal itu blog usianya sudah setahun lebih. Harusnya bisa melahirkan lebih dari 20 tulisan. Terus kemana aja tuh tulisan lainnya? Masih mengendap di pikiran. Karena tidak dianggap akhirnya mereka menguap. Pergi. Dan tak kembali lagi.

Coba. Ya, coba kalau produktif dan rajin nulis hampir tiap hari gitu. Boleh lah dikatakan seorang penulis. Aku? Mah apa atuh. Tiap hari? Apaan, setiap pekan aja belum tentu dapet. Nah, loh? Ini nih. Penyakitnya penulis, malas. Sudah diserang hama mager alias males gerak buat nulis. Padahal tinggal ngetik tik tik di laptop loh. Nggak perlu tulis tangan seperti ulama-ulama terdahulu. Yang sering menyalin buku agar orang lain dapat membaca suatu karya hebat. Jadi keingat cerita Badiuzzaman Said Nursi. Siapa kah beliau? Coba cek ricek deh.

Ya, ginilah aku. Apa adanya. Pengalaman nulis di blog belum sepanjang orang-orang di luaran sana. Masih belajar dan belajar, seterusnya. Banyak alibi. Yang karena ospek lah, banyak praktikum, laporan praktikum yang tebelnya hmmm. Tetapi kalau dipikir, seharusnya itu bukan menjadi alasan. Aku suka menulis, tekadku sudah bulat. Harusnya bertanggung jawab dengan pilihanku. Setidaknya dalam seminggu bisa menghasilkan minimal satu artikel. Terserah tentang apa.

Ke depan ini aku mencoba untuk mengaktifkan blog lagi. Berbekal dari kelas menulis di grup whatsapp, Belajar Nulis Artikel. Bukan jadi penulis asal-asalan apalagi kebetulan. Jadi penulis betulan, insyaAllah. Penasaran dengan pengalamanku selama mengikuti kelas menulis Belajar Nulis Artikel, yuk baca di sini Seperti Mutiara yang Terus Ditempa.

Sampun. Sila teman-teman untuk komen sepuas-puasnya dan saran untuk saya beserta blog mungil ini. Kamsahamnida. Salam literasi, menginspirasi negeri! See ya!


Posting Komentar

 
Top