Penulis Betulan bukan Kebetulan - Kalau
kata kak Wildan Fuady, "Jadilah penulis betulan, bukan
kebetulan." Maka jangan tanggung kalau jadi penulis, sekalian aja. Apalagi
kalau pura-pura. Maksimalkan. Lanjutkan.
penulis-betulan-bukan-kebetulan.png |
Penulis hebat yang sudah punya nama akan kalah sama penulis pemula yang rajin
menulis. Menulis bukan soal berapa banyak tulisan yang dapat dihasilkan, tetapi
produktif tidaknya. Lalu kalau sudah menulis di blog bisa dikatakan seorang
penulis kah?
Malu.
Ya, aku malu. Saat ada orang bilang aku adalah penulis. “Apaan si?” Hanya itu
yang bisa aku katakan. Atau menjawab “Masih antologi hehehe” dengan senyuman
yang pantas. Namun, dalam hati “Ya Allah kuatkan aku. Kabulkanlah ucapan
mereka, aamiin”. Dalam hati sering aku mengamini perkataan mereka. Semoga saja
terkabul dan Allah ridho.
Ah
elah kenapa sih malu? Pasti kalian pada bertanya demikian. Gimana coba la wong
tulisanku di blog saja nggak nyampai 20 judul. Padahal itu blog usianya sudah
setahun lebih. Harusnya bisa melahirkan lebih dari 20 tulisan. Terus kemana aja
tuh tulisan lainnya? Masih mengendap di pikiran. Karena tidak dianggap akhirnya
mereka menguap. Pergi. Dan tak kembali lagi.
Coba.
Ya, coba kalau produktif dan rajin nulis hampir tiap hari gitu. Boleh lah
dikatakan seorang penulis. Aku? Mah apa atuh. Tiap hari? Apaan, setiap pekan
aja belum tentu dapet. Nah, loh? Ini nih. Penyakitnya penulis, malas. Sudah
diserang hama mager alias males gerak buat nulis. Padahal tinggal ngetik tik
tik di laptop loh. Nggak perlu tulis tangan seperti ulama-ulama terdahulu. Yang
sering menyalin buku agar orang lain dapat membaca suatu karya hebat. Jadi
keingat cerita Badiuzzaman Said Nursi. Siapa kah beliau? Coba cek ricek deh.
Ya,
ginilah aku. Apa adanya. Pengalaman nulis di blog belum sepanjang orang-orang
di luaran sana. Masih belajar dan belajar, seterusnya. Banyak alibi. Yang
karena ospek lah, banyak praktikum, laporan praktikum yang tebelnya hmmm.
Tetapi kalau dipikir, seharusnya itu bukan menjadi alasan. Aku suka menulis,
tekadku sudah bulat. Harusnya bertanggung jawab dengan pilihanku. Setidaknya
dalam seminggu bisa menghasilkan minimal satu artikel. Terserah tentang apa.
Ke
depan ini aku mencoba untuk mengaktifkan blog lagi. Berbekal dari kelas menulis
di grup whatsapp, Belajar Nulis
Artikel. Bukan jadi penulis asal-asalan apalagi kebetulan. Jadi penulis
betulan, insyaAllah. Penasaran dengan pengalamanku selama mengikuti kelas menulis Belajar Nulis Artikel, yuk baca di sini Seperti Mutiara yang Terus Ditempa.
Sampun. Sila teman-teman untuk komen sepuas-puasnya
dan saran untuk saya beserta blog mungil ini. Kamsahamnida. Salam literasi,
menginspirasi negeri! See ya!
Bismillah kakak....semoga Alloh beri kemudahan selalu. Sukses untuk kakak yaa
BalasHapusaamiin amiin amiin... kakak juga yah :)
HapusBarakallah mba
BalasHapus