0


Apa sih bahagia? Haha. Apakah seklasik yang dibayangkan? Atau memang ekspektasi yang terlalu tinggi? Bagaimana jika ada orang yang menganggap dirinya kurang bahagia? Tetapi bukankah kebahagiaan tercipta karena diri sendiri yang menyadari.

Kebahagiaan jangan dicari jauh-jauh. Bahkan nggak perlu dicari karena ada di dekat diri sendiri. Jangan menjadikan apa yang dicapai, didapat atau dialami itu patokan kebahagiaan. Apalagi kalai melihat standar orang lain. Please, kapan bahagianya kalau begitu?

Ada hal walaupun sekecil apapun merupakan sumber kebahagiaan kita. Semisal malam minggu pergi ke rumah nenek. Refreshing sejenak mumpung tidak ada kegiatan. Eh melihat banyak anak kecil yang didalamnya ada sepupu juga ikut andil. Terpancar senyuman kegembiraan. Bermain layangan tanpa beban. Kegelapan bukan menjadi halangan. Sepupu cowok (masih berumur 4 tahun) berinisiatif mencari senter. "Yah, sentere ndek ndi? Arep tak gawe," katanya. Barang yang telah dicari ditemukan, bermanfaat jadi penerangan. Angin setia dinanti untuk memulai permainan. Ditemani alunan nasyid yang mengiringi sebelum memulai pengajian pekanan. Bercampur apik dengan tawa kebahagiaan. Aku? Manusia mana sih yang nggak ikut tertawa coba. Di hadapan mata terpampang nyata. Sejenak rileks, bodo amat sama masalah. Bukan bermaksud lari, tetapi hanya sejenak men-charge energi untuk bangkit lagi.

Ada lagi nih, sekedar ngisam ala-ala wkwkwk. Aku yang dipaksa study from home teringat adik yang memang masuk sekolah tatap muka. Hanya untuk beberapa jam saja. Sebelum dia melesat, aku berpesan, "Beliin es di depan sekolah dong! Rasa cappuccino," tanpa berpikir panjang apakah dibelikan atau tidak. Rasanya sudah lama tidak meminum es di depan SMA-ku dulu. Tak terasa azan dhuhur menyapa. Tandanya kuliah online-ku istirahat sejenak. Tanpa berharap apa-apa, adikku benar membelikan es yang aku rindukan haha. Semenyenangkan ini ternyata punya adik (yang bisa disuruh, eh) yang pengertian. Kakak mana yang tidak suka?

Ya, bahagia memang sesederhana itu. Melihat orang lain bahagia dan mensyukuri apa yang ada. Tinggal kita mau menyadarinya atau melewatkatnya. 

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqoroh : 112)

 

Posting Komentar

 
Top