Hayo siapa di sini yang baca judulnya sambil nyanyi? Atau malah sudah hafal banget sama liriknya. Wah bisa ditebak deh umurnya berapa hehe. Tapi bukan maksud mau ngajak nyanyi, hanya sedikit merenungi. Tentang kalimat yang terlontar dalam lirik. Yeah, I'm single and i'm happy.
Halo para jomblo yang suka menderitakan diri sendiri
dimalam minggu. Hai singlelillah yang
ngakunya begitu tetapi masih saja baper. Eits, baper apaan? Bawa perasaan terus
nge-halu ria. Bawaanya ingin selalu
namun tak tahu konsekuensinya. Ada juga yang biasa aja masih sendiri dan
bahagia, nampaknya. Wait, apakah
cukup dengan bahagia?
Menggenapkan diri tidak melulu dapat yang enaknya.
Tidak hanya untuk meneruskan generasi atau hidup bersama untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Ada visi misi
yang dibawa yaitu peradaban islam. Mau dibawa ke mana pernikahan yang
dilaksanakan? Apakah setalah akad hanya memikirkan resepsi? Apakah setelah
resepsi hanya memikirkan bulan madu?
Jika masih berpikiran seperti itu, maka mari kita
refleksi diri. Buat yang bahagia saja masih sendiri, menanti pujaan hati,
bukankah lebih baik memperbaiki diri? Meng-upgrade
diri dan terus belajar mempersiapkan generasi madani. Lalu bagaimana dengan
yang masih suka baper atau nge-halu?
Coba telusuri apa penyebabnya. Pasti pada melihat konten yang uwu kan? Tidak mungkin kita baper tanpa
melihat sesuatu yang menyebabkan baper itu. Jadi, stop! Ganti tontonan yang berpotensi kebaperan dengan yang lebih
bermanfaat dan jangan kepo sama kehidupan orang. Jika dirasa sangat mengganggu,
boleh kita unfollow atau unsubscribe. Agar menjaga hati kita
lebih mudah tentunya.
Jadi, kita menjadi single tidak hanya happy
tetapi juga berkualitas. Karena peduli terhadap diri juga the next generasi. Not only
singlelillah and happy, but quality too.
Posting Komentar