0

Hayo siapa di sini yang baca judulnya sambil nyanyi? Atau malah sudah hafal banget sama liriknya. Wah bisa ditebak deh umurnya berapa hehe. Tapi bukan maksud mau ngajak nyanyi, hanya sedikit merenungi. Tentang kalimat yang terlontar dalam lirik. Yeah, I'm single and i'm happy.

Halo para jomblo yang suka menderitakan diri sendiri dimalam minggu. Hai singlelillah yang ngakunya begitu tetapi masih saja baper. Eits, baper apaan? Bawa perasaan terus nge-halu ria. Bawaanya ingin selalu namun tak tahu konsekuensinya. Ada juga yang biasa aja masih sendiri dan bahagia, nampaknya. Wait, apakah cukup dengan bahagia?

Menggenapkan diri tidak melulu dapat yang enaknya. Tidak hanya untuk meneruskan generasi atau hidup bersama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Ada visi misi yang dibawa yaitu peradaban islam. Mau dibawa ke mana pernikahan yang dilaksanakan? Apakah setalah akad hanya memikirkan resepsi? Apakah setelah resepsi hanya memikirkan bulan madu?

Jika masih berpikiran seperti itu, maka mari kita refleksi diri. Buat yang bahagia saja masih sendiri, menanti pujaan hati, bukankah lebih baik memperbaiki diri? Meng-upgrade diri dan terus belajar mempersiapkan generasi madani. Lalu bagaimana dengan yang masih suka baper atau nge-halu? Coba telusuri apa penyebabnya. Pasti pada melihat konten yang uwu kan? Tidak mungkin kita baper tanpa melihat sesuatu yang menyebabkan baper itu. Jadi, stop! Ganti tontonan yang berpotensi kebaperan dengan yang lebih bermanfaat dan jangan kepo sama kehidupan orang. Jika dirasa sangat mengganggu, boleh kita unfollow atau unsubscribe. Agar menjaga hati kita lebih mudah tentunya.

Jadi, kita menjadi single tidak hanya happy tetapi juga berkualitas. Karena peduli terhadap diri juga the next generasi. Not only singlelillah and happy, but quality too.

Posting Komentar

 
Top